Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Sabtu, 17 April 2021

Ramadhan Day-4: Kunjungan Syekh Abdul Basith, Motivasi Menghafal Al Qur’an

 



Ramadhan di hari keempat ini Masjid Baitul Hikmah yang terletak di Dusun Wirik, Umbulreo Ponjong mendapat kunjungan dari Syekh Abdul Basith. Siapakah beliau? Nama lengkap beliau adalah Syekh Abdul Basith Abdul Jalil Abdullah Musfi. Beliau lahir di Mekkah, akan tetapi ayah dan ibu beliau berasal dari Indonesia. Beliau adalah lulusan University Ummul Qura Makkah Al Mukarromah.

Dalam pemaparannya beliau banyak memberikan motivasi untuk menghafal Al Qur’an pada para jama’ah yang hadir. Syekh Abdul Basith memberikan contoh dirinya sendiri dalam proses menamatkan hafalan Qur’an. Syekh Basith mulai belajar Al-Qur'an sejak usia 4 tahun dan sejak saat itu beliau khatam huruf Bahasa Arab dan mulai menghafal Al-Qur'an hingga tamat menghafalnya di usia 10 tahun.

Apa rahasianya sehingga beliau bisa hafal Al Quran di usia yang sangat muda? Beliau menyampaikan, “Sekolah yang pertama di dunia ini adalah ibu. Madrasah pertama bagi anak-anaknya adalah ibu”. Kalimat yang beliau sampaikan tersebut mengandung maksud bahwa yang menjadi roda utama dalam proses menghafal Qur’an tersebut adalah ibunya. Ibu beliau bukanlah seorang ustadzah, bukan pula seorang hafidzah. Akan tetapi ibu beliau memiliki satu kalimat yang terus diulang yaitu ,” ibu harus balas dendam terhadap diri sendiri”. Apa maksud dari kalimat tersebut? Ibu beliau memiliki azam yang kuat bahwa ketika ia tidak bisa menghafal Al Qur’an, maka anaknya harus menjadi penghafal Al Qur’an. Ketika anaknya tidak bisa juga, maka cucunya harus menjadi penghafal Al Qur’an.

Apa yang dilakukan oleh sang Ibu sehingga Abdul Basith kecil terpesona akan Al Quran dan dapat menamatkan hafalannya? Syekh Abdul Basith menceritakan bahwa ketika ibunya melakukan kegiatan sehari-hari, maka ibunya ini melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an. Sambil memasak, melantunkan Al Qur’an, sambil menyapu melantunkan Al Qur’an. Pokoknya di setiap kegiatan ibunya ini selalu melantunkan bacaan Al Qur’an. Ketika sebuah rumah senantiasa diperdengarkan bacaan Al Quran dan shalawat, maka keluarga itu akan tenang.  Keluarga tersebut akan menjadi ahli Qur’an.

Selain itu, rahasia yang laian adalah ketegasan. Syekh Abdul Basith menyamoaikan bahwa ibunya adalah orang yang sangat tegas, ayahnya pun juga sangat tegas. Didukung oleh guru yang juga tegas dalam proses pengajaran. Hampir setiap hari ayah dan ibunya akan menanyakan, “Apakah Abdul Basith hari ini sudah menghafal?” Jika belum, maka ayah atau ibunya pun mengingatkan. Konsistensi dan komitmen dari orang tua inilah yang menjadi kunci kesuksesan anaknya.

Dalam pemaparannya beliau juga menegaskan bahwa apa yang didapatkan adalah karunia dari Allah SWT. Ketika anak hafal Al Quran, maka yang akan memberi hadiah adalah Allah SWT. Hadiahnya berupa mahkota yang diberikan di akhirat kelak. Orang tua mana yang tak ingin mendapat hadiah berupa mahkota dari anaknya ketika di akhirat nanti? Pasti semua menginginkan.

Beliau memberikan semangat agar anak-anak diwakafkan ke pesantren agar bisa hafal Qur’an. Ketika anak sudah hafal Al Quran maka urusan dunia itu akan mengikuti. Teringat akan sebuah pesan yang intinya “Jika kau kejar dunia, maka ia akan semakin menjauh. Tetapi jika kau mengejar akhirat, maka dunia akan datang dengan merunduk”.


4 komentar:

  1. Bersyukur bisa mengikuti shalat Isya dan tarawih dg seorang Imam yg luar biasa. Sempat mneteskn air mata saat mndengar tausiyahnya😢, hati semakin mantap, keikhlasan semakin besar untuk melepas anak2 ke ponpes. Semoga dg meng Aamiin kan doa dr beliau. Kelak anak2ku dimudhkn mnjd pghfal Al Quran😇😇

    BalasHapus
  2. Aamiin ya Allah. Semoga Allah mengabulkan doa antum 😊😊😊

    BalasHapus