Cinta
merupakan sebuah kata yang bagi sebagian orang mungkin sangat susah untuk
didefinisikan. Karena cinta identik dengan segala lika liku suka maupun duka.
Namun apa arti cinta sebenarnya? Mestinya ini menjadi suatu defnisi yang tak
sama dari setiap insan yang merasai cinta.
Cinta
bagi saya adalah sesuatu yang membuat bahagia. Bisa dalam bentuk nyata ataupun
maya. Sesuatu yang nyata di hadapan mata biasanya menghadirkan rasa cinta di
dalam jiwa semisal pasangan hidup, anak-anak, keluarga, sahabat ataupun wujud
fisik lain yang membuat bahagia. Berwujud maya jikalau hal tersebut
mendatangkan suka serta dinanti kehadirannya.
Saat
ini saya sedang jatuh cinta pada dunia farming.
Segala bentuk nyata terkait pertanian dan aktivitasnya sangat menyita perhatian
saya. Fokus saya pada saat ini adalah pada model organic farming. Mengapa saya jatuh cinta pada organic farming? Cerita
ini berawal pada kegelisahan saya pola hidup yang saya jalani. Setiap hari
serba terburu dalam semua aktivitas. Makanan pun serba instan yang penting
mengenyangkan. Tak pernah terpikir apakah makanan tersebut sehat ataukah justru
membawa banyak mudharat. Hingga akhirnya
kesadaran tersebut muncul saat saya bergabung dalam event Fitrah World Movement
Summit. Dalam kelas tersebut dijabarkan hakikat hidup dari mulai dasar hingga
praktik keseharian. Terjawablah rasa gelisah selama ini bahwa pola hidup yang
dilakukan banyak yang belum tepat.
Fokus
perubahan saya yang pertama adalah pada pola makan. Semua bahan dan pola makan
dirombak. Dan memang nyata hasilnya, badan terasa lebih enak. Kemudian cara
medapatkan bahan makan pun akhirnya diikhtiarkan dari proses yang tepat
(organic). Merasa lebih tenang juga. Semua proses itu kami jalani hingga saat
ini. Sedikit banyak akhirnya kami pun banyak belajar.
Ilmu
terkait pola makan tersebut tak ingin kami simpan sendiri, kami pun berusaha
membagikan apa yang kami ketahui kepada orang lain. Berawal dari keluarga,
sahabat, dan masyarakat yang tertarik dengan apa yang kami lakukan. Mengapa
kami ingin berbagi terkait pola makan sehat dan juga sistem organic farming ini? Banyak alasan yang
mendasarinya.
-
Pola hidup yang serba terburu saat ini membuat
sebagian orang tak punya waktu untuk memperhatikan makanan yang masuk ke dalam
tubuhnya. Yang penting kenyang dan enak. Padahal makanan yang mengenyangkan dan
enak tersebut tak semuanya bermanfaat bagi tubuh, bahkan ada yang sebagia hanya
menjadi sampah yang akhirnya justru menjadi pemicu timbulnya penyakit.
-
Sistem pertanian organic saat ini sudah banyak
ditinggalkan. Semua tergantikan dengan bantuan bahan kimia. Selain hasilnya
lebih bagus, waktu yang dibutuhkan untuk memanen pun cenderung lebih singkat.
Hasil yang berlimpah itulah yang menggiurkan para petani akhirnya memilih jalan
pintas dengan bantuan kimia. Padahal segala hal yang melibatkan obat-obatan
kimiawi itu pasti ada dampaknya. Efek yang dirasakan bisa jangka pendek, tapi
bisa juga jangka panjang. Dari segi hasil panen terbukti bahwa terdapat residu
bahan kimia pada sayuran yang diberikan pupuk/semprot kimia. Selain itu, tanah
sebagai tempat hidup tanaman pun lama kelamaan akan berkurang tingkat kesuburan
alaminya karena banyak mikoorganisme yang tak bisa hidup di dalamnya.
Masih banyak alasan lain, akan tetapi 2 alasan di
atas kiranya cukup bagi kami untuk secara perlahan berhijrah pada sistem
organik dan menerapkan pola makan sehat. Kami pun tak ingin sendiri, maka kami
pun berusaha mengajak orang lain dengan cara menulis, berdiskusi dan menampakkan
bukti langsung dari apa yang telah kami lakukan.
Surat CINTA untuk SI DIA
Setelah mengungkapkan
kecintaan saya terhadap apa yang saya geluti saat ini, maka tiba saatnya untuk
memupuk cinta pada pasangan hidup…
Surat cinta sederhana itupun saya berikan
saat ia pulang dari sholat tarawih. Surat tersebut saya selipkan pada boneka
berwarna pink milik anak. Awalnya beliau belum terlalu perhatian pada boneka
tersebut. Tetapi ketika melihat gulungan kertas yang terselip pada leher
boneka, beliau mulai merasa penasaran. “Kertas apa ini”, tanya beliau. Saya pun
menjawab, “buka saja”. Akhirnya beliau mengambil gulungan kertas tersebut dan
membukanya. Saat membacanya, beliau beberapa kali mengucapkan MasyaAllah sambil
tersenyum. Beliau menatap saya dan berkata, “Ini surat cinta pertama yang
pernah diberikan padaku, sebelumnya aku belum pernah mendapat surat cinta
seperti ini”. Saya pun sontak tertawa mendengar perkataan tersebut.
Pengalaman memberikan surat cinta untuk suami memberikan satu pengalaman penting bahwa cinta memang harus selalu dipupuk dan diperbarui. Ketika alat yang kita gunakan setiap hari saja kadang butuh upgrade, maka begitu pula dengan cinta. Dengan menulis surat ini kembali teringat akan mimpi kami berdua untuk melamjutkan menulis couple book lagi. Semoga Allah mudahkan untuk. Untuk buku yang pertama masih bisa dicari di toko buku terdekat ya (ngiklan...)
Berikut ini adalah cuplikan isi buku yang pernah saya tulis untuk suami di awal menikah dulu…
Pilihan di atas Pilihan
“Ketika kau
tanya mengapa aku memilihmu, itu karena Allah memberikan cinta yang kutujukan
kepadamu”
Cinta berawal dari sebuah alasan. Cinta yang kurasakan
saat ini pun tidak tumbuh dengan tiba-tiba. Cinta ini berawal dari kekagumanku
terhadap pribadi seseorang. Seorang yang dalam pandangan mataku, dalam
pendengaran telingaku mempunyai akhlak yang baik, ahsan. Walau tak bisa
dipungkiri bahwa banyak hal pula yang tidak pas. Satu fokusku, pada hal yang
positif. Betapapun, kekurangan PASTI ADA pada semua ciptaan-Nya. Karena hanya
Dia Yang Maha Sempurna.
Jika fokus hanya pada satu dua kekurangan yang pernah kujumpai, tak akan lama aku bisa memendam dan mempertahankan rasa ini. Berapa rasa yang pernah mengusikku, tapi aku tetap belum bisa berpaling karena satu yang kupegang. Cinta ini adalah anugerah-Nya. “Sempurnyanya cinta bukan hanya pada seseorang, tetapi juga pada Ar Rahman. Sebab dari sana kita mendapat kekuatan”
Cinta mestinya bagai sepasang sayap
yang membawa kita terbang tinggi.
Cinta mestinya bagai udara
yang membuat kita selalu memiliki harapan.
Tapi cinta juga mestinya bagai lukisan
yang tak kunjung selesai,
dengan begitu kita tak pernah meninggalkannya.
(Asma Nadia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar