Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Jumat, 23 April 2021

Ramadhan Day-11: Cerita Cinta

 




Cinta merupakan sebuah kata yang bagi sebagian orang mungkin sangat susah untuk didefinisikan. Karena cinta identik dengan segala lika liku suka maupun duka. Namun apa arti cinta sebenarnya? Mestinya ini menjadi suatu defnisi yang tak sama dari setiap insan yang merasai cinta.

Cinta bagi saya adalah sesuatu yang membuat bahagia. Bisa dalam bentuk nyata ataupun maya. Sesuatu yang nyata di hadapan mata biasanya menghadirkan rasa cinta di dalam jiwa semisal pasangan hidup, anak-anak, keluarga, sahabat ataupun wujud fisik lain yang membuat bahagia. Berwujud maya jikalau hal tersebut mendatangkan suka serta dinanti kehadirannya.

Saat ini saya sedang jatuh cinta pada dunia farming. Segala bentuk nyata terkait pertanian dan aktivitasnya sangat menyita perhatian saya. Fokus saya pada saat ini adalah pada model organic farming. Mengapa saya jatuh cinta pada organic farming? Cerita ini berawal pada kegelisahan saya pola hidup yang saya jalani. Setiap hari serba terburu dalam semua aktivitas. Makanan pun serba instan yang penting mengenyangkan. Tak pernah terpikir apakah makanan tersebut sehat ataukah justru membawa banyak mudharat.  Hingga akhirnya kesadaran tersebut muncul saat saya bergabung dalam event Fitrah World Movement Summit. Dalam kelas tersebut dijabarkan hakikat hidup dari mulai dasar hingga praktik keseharian. Terjawablah rasa gelisah selama ini bahwa pola hidup yang dilakukan banyak yang belum tepat.

Fokus perubahan saya yang pertama adalah pada pola makan. Semua bahan dan pola makan dirombak. Dan memang nyata hasilnya, badan terasa lebih enak. Kemudian cara medapatkan bahan makan pun akhirnya diikhtiarkan dari proses yang tepat (organic). Merasa lebih tenang juga. Semua proses itu kami jalani hingga saat ini. Sedikit banyak akhirnya kami pun banyak belajar.

Ilmu terkait pola makan tersebut tak ingin kami simpan sendiri, kami pun berusaha membagikan apa yang kami ketahui kepada orang lain. Berawal dari keluarga, sahabat, dan masyarakat yang tertarik dengan apa yang kami lakukan. Mengapa kami ingin berbagi terkait pola makan sehat dan juga sistem organic farming ini? Banyak alasan yang mendasarinya.

-       Pola hidup yang serba terburu saat ini membuat sebagian orang tak punya waktu untuk memperhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Yang penting kenyang dan enak. Padahal makanan yang mengenyangkan dan enak tersebut tak semuanya bermanfaat bagi tubuh, bahkan ada yang sebagia hanya menjadi sampah yang akhirnya justru menjadi pemicu timbulnya penyakit.

-       Sistem pertanian organic saat ini sudah banyak ditinggalkan. Semua tergantikan dengan bantuan bahan kimia. Selain hasilnya lebih bagus, waktu yang dibutuhkan untuk memanen pun cenderung lebih singkat. Hasil yang berlimpah itulah yang menggiurkan para petani akhirnya memilih jalan pintas dengan bantuan kimia. Padahal segala hal yang melibatkan obat-obatan kimiawi itu pasti ada dampaknya. Efek yang dirasakan bisa jangka pendek, tapi bisa juga jangka panjang. Dari segi hasil panen terbukti bahwa terdapat residu bahan kimia pada sayuran yang diberikan pupuk/semprot kimia. Selain itu, tanah sebagai tempat hidup tanaman pun lama kelamaan akan berkurang tingkat kesuburan alaminya karena banyak mikoorganisme yang tak bisa hidup di dalamnya.

Masih banyak alasan lain, akan tetapi 2 alasan di atas kiranya cukup bagi kami untuk secara perlahan berhijrah pada sistem organik dan menerapkan pola makan sehat. Kami pun tak ingin sendiri, maka kami pun berusaha mengajak orang lain dengan cara menulis, berdiskusi dan menampakkan bukti langsung dari apa yang telah kami lakukan.

 

Surat CINTA untuk SI DIA



Setelah mengungkapkan kecintaan saya terhadap apa yang saya geluti saat ini, maka tiba saatnya untuk memupuk cinta pada pasangan hidup…

Surat cinta sederhana itupun saya berikan saat ia pulang dari sholat tarawih. Surat tersebut saya selipkan pada boneka berwarna pink milik anak. Awalnya beliau belum terlalu perhatian pada boneka tersebut. Tetapi ketika melihat gulungan kertas yang terselip pada leher boneka, beliau mulai merasa penasaran. “Kertas apa ini”, tanya beliau. Saya pun menjawab, “buka saja”. Akhirnya beliau mengambil gulungan kertas tersebut dan membukanya. Saat membacanya, beliau beberapa kali mengucapkan MasyaAllah sambil tersenyum. Beliau menatap saya dan berkata, “Ini surat cinta pertama yang pernah diberikan padaku, sebelumnya aku belum pernah mendapat surat cinta seperti ini”. Saya pun sontak tertawa mendengar perkataan tersebut.

Pengalaman memberikan surat cinta untuk suami memberikan satu pengalaman penting bahwa cinta memang harus selalu dipupuk dan diperbarui. Ketika alat yang kita gunakan setiap hari saja kadang butuh upgrade, maka begitu pula dengan cinta.  Dengan menulis surat ini kembali teringat akan mimpi kami berdua untuk melamjutkan menulis couple book lagi. Semoga Allah mudahkan untuk. Untuk buku yang pertama masih bisa dicari di toko buku terdekat ya (ngiklan...)

Berikut ini adalah cuplikan isi buku yang pernah saya tulis untuk suami di awal menikah dulu…

 

Pilihan di atas Pilihan

 “Ketika kau tanya mengapa aku memilihmu, itu karena Allah memberikan cinta yang kutujukan kepadamu”

Cinta berawal dari sebuah alasan. Cinta yang kurasakan saat ini pun tidak tumbuh dengan tiba-tiba. Cinta ini berawal dari kekagumanku terhadap pribadi seseorang. Seorang yang dalam pandangan mataku, dalam pendengaran telingaku mempunyai akhlak yang baik, ahsan. Walau tak bisa dipungkiri bahwa banyak hal pula yang tidak pas. Satu fokusku, pada hal yang positif. Betapapun, kekurangan PASTI ADA pada semua ciptaan-Nya. Karena hanya Dia Yang Maha Sempurna.

Jika fokus hanya pada satu dua kekurangan yang pernah kujumpai, tak akan lama aku bisa memendam dan mempertahankan rasa ini. Berapa rasa yang pernah mengusikku, tapi aku tetap belum bisa berpaling karena satu yang kupegang. Cinta ini adalah anugerah-Nya.  “Sempurnyanya cinta bukan hanya pada seseorang, tetapi juga pada Ar Rahman. Sebab dari sana kita mendapat kekuatan”



Cinta mestinya bagai sepasang sayap
yang membawa kita terbang tinggi.
Cinta mestinya bagai udara
yang membuat kita selalu memiliki harapan.
Tapi cinta juga mestinya bagai lukisan
yang tak kunjung selesai,
dengan begitu kita tak pernah meninggalkannya.

(Asma Nadia)

#Misi9

#KarakterIbuProfesional

#PenjelajahSamuderaAmarta

#Matrikulasibatch9

#InstitutIbuProfesional

#IbuProfesionalforIndonesia

#SemestaKaryauntukIndonesia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar