Shubuh merupakan waktu yang
sangat istimewa karena pada saat itu adalah awal pergantian dari malam ke siang
dan dari gelap ke terang. Waktu shubuh atau bahkan sebelum shubuh dikenal
sebagai waktu terkabulnya doa. Maka pada waktu-waktu ini kita diminta untuk
banyak berdoa, berdzikir dan memohon ampunan Allah SWT. Bagi sebagian orang,
waktu ini memang sangat berat karena di waktu ini biasanya kita sedang nyenyak
tidur. Oleh karena itu, bangun di awal shubuh atau sebelum shubuh perlu
pembiasaan agar tidak merasa berat.
Bangun di waktu shubuh
sebenarnya merupakan fitrah manusia. Pasti sudah sangat umum mengetahui bahwa
bayi itu pasti akan terbangun di pagi hari sebelum shubuh. Itu artinya sejak
bayi sebenarnya fitrah manusia itu pasti terbangun di awal pagi. Namun mengapa
saat ini kita banyak menemui orang-orang yang kadang bangunnya sampai matahari
sudah terbit? Hal itu bisa terjadi karena ada pembiasaan yang kurang tepat. Misal
tidur terlalu larut, memforsir tubuh atau sebab yang lain.
Dari fakta tersebut, maka kami
mencoba mulai membiasakan anak-anak untuk bangun di awal pagi, sebelum adzan
shubuh berkumandang. Awalnya memang berat, tapi setelah beberapa waktu akhirnya
terbiasa. Bahkan, anak pertama saya akan sedih atau marah jika dibangunkan setelah
shubuh. Dia selalu ingin bangun sebelum adzan shubuh. Begitu pula dengan anak
kedua yang usianya 2 tahun. Dia akan terbangun ketika mendengar suara
kendaraan ayahnya yang akan berangkat ke masjid. Dia akan menangis jika tidak bisa ikut sholat shubuh di masjid.
Nah, hari ini saya mengajak anak pertama saya belanja di pasar. Sekitar pukul 03.00 dini hari dia sudah bangun. Akhirnya saya mengajaknya untuk pergi ke pasar pukul 04.00. suasana di pasar masih sepi pengunjung, tetapi penjual sudah banyak yang membuka lapak. Ini adalah pengalaman pertama anak perempuan saya pergi ke pasar saat pagi buta. Banyak hal yang akhirnya bisa dipelajari dari aktivitas pagi ini. Namun saying, hanya ada satu foto dokumentasi ketika kami berada di depan kios penggilingan bakso. Waktu itu saya lupa membawa handphone. Gambar itu saya dapat dari handphone suami yang memang sengaja mengantar kami berbelanja. Berikut cerita kami untuk hari ini.
Bagaimanapun seorang anak itu
sedari kecil fitrahnya terjaga. Tergantung kita sebagai orang tua yang berperan
untuk menyambut dan merawat fitrah tersebut agar selalu terjaga. Semoga kami
senantisa diberikan kemudahan dan kemampuan dalam merawat fitrah anak-anak.
#bahagiadisetiaptahaptumbuhkembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar