Perjalanan menemani tumbuh
kembang anak tak akan berhenti hingga mereka dewasa nanti. Namun, 12 hari
tantangan ini menjadikan saya kembali merefleksi diri dan belajar bahwa masih
banyak hal yang harus dipelajari. Emosi yang terkadang muncul masih sering
terulang mesti sebelumnya sadar bahwa tidak selalu tepat. Manusiawi mungkin ya.
Akan tetapi belajar dari kejadian dan berikhtiar untuk tak mengulang kembali
sangat perlu untuk menjadi poin perbaikan.
Tantangan untuk mengenali
pemicu emosi dalam menemani proses tumbuh kembang anak ini sangatlah
bermanfaat. Akhirnya saya menyadari bahwa emosi tersebut muncul ketika dalam
keadaan khawatir. Ketahuan banget kalau saya orangnya memang mudah khawatir
terhadap sesuatu. Belum trejadi pun terkadang sering membayangkan dulu. Oleh karena
itu, hal ini menjadi poin khusus untuk diperbaiki ke depannya. Selain itu,
ketika badan terasa capek juga rentan terpicu emosi. Maka harus selalu mengukur
diri. Ketika sedang merasa capek maka harus sedikit mengendor atau meminta
bantuan suami untuk membersamai anak-anak.
Akhirnya saya belajar bahwa
tak hanya fisik yang harus selalu dikuatkan dan dijaga kesehatannya, ruhiyah
pun juga seperti itu. Ketika ruhiyah dalam kondisi baik maka lebih “enteng”
ketika menghadapi segala tingkah polah anak-anak yang serba tak terduga. Semoga
dapat berproses menjadi lebih baik lagi.
#bahagiadisetiaptahaptumbuhkembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar