Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Rabu, 08 September 2021

Singgah di Kolam Pemancingan Ikan Tantangan Zona 2 Bunda Sayang

05.41 0 Comments

 


 


Anak-anak saya termasuk berlebih secara energi, jadi setiap hari memang harus ada aktivitas outdoor untuk menyalurkan energi tersebut. Meskipun aktivitas itu hanya di sekitar rumah, tapi sudah sangat membantu melampiaskan energi berlebih tersebut. Seperti halnya aktivitas hari ini. Kami bersepeda di sekitar rumah, tak jauh dari rumah karena kakak memakai sepeda sendiri. Di tengah jalan, ayah mengajak untuk singgah sebentar di kolam pemancingan ikan. Beliau ingin mengobrol sebentar dengan si pemilik kolam tersebut.

Sambil menunggu ayah mengobrol, akhirnya saya dan anak-anak melihat-lihat di sekitar kolam. Anak kedua yang memang sangat antusias terhadap air mulai mengeksplorasi di sekitar kolam. Sudah pasti kolam tersebut sangat dalam, maka saya mulai khawatir ketika adek mulai berlari-lari di pinggir kolam. Selain itu, dia tidak mau digandeng. Penginnya jalan sendiri agar bisa bebas bergerak. Awalnya saya mulai memaksa adek untuk duduk di kursi pinggir kolam, tetapi tetap tidak mau. Saya terus saja mengikuti adek sambil memegang tangannya. Di sudut kolam, saya melihat ada katak yang sedang berenang. Akhirnya saya mengajak adek untuk menuju pinggir kolam tempat katak tersebut berada. Dia sangat antusias karena bisa melihat katak berenang-renang. Alhamdulillah dia mau duduk tenang di pinggir kolam tersebut.




#harike9

#tantanganzona2

#bahagiadisetiaptahaptumbuhkembang

#tantangan12harikalender

#bundasayangbatch7

#institutibuprofesional

#semestakaryauntukIndonesia

Selasa, 07 September 2021

Makan Mie Ayam Perdana di Masa PPKM Tantangan Zona 2 Bunda Sayang

10.25 0 Comments

 



Makanan merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan makanan sebagai penopang kelanjutan hidupnya. Tetapi pernahkah kita terpikir makanan seperti apakah yang dibutuhkan oleh tubuh kita? Apakah semua makanan yang selama ini biasa kita makan memang memberi asupan yang baik untuk tubuh? Beberapa pertanyaan tersebut menjadi bahan perenungan saya ketika mengikuti kuliah singkat Fitrah World Movement yang diadakan oleh almarhum Ustadz Harry Santosa. Dari penjelasan yang diberikan ternyata selama ini kita makan itu asal kenyang. Tetapi tidak atau jarang berpikir kalua ternyata makanan tersebut justru menambah kerja organ tubuh. Sebagai contoh makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, mie, biscuit dan segala makanan uang terbuat dari tepung terigu ternyata tidak boleh dikonsusmsi dalam jumlah yang banyak. Kita seharusnya memperbanyak menkonsumsi makanan yang berasal dari alam dan tanpa banyak proses pengolahan seperti buah, sayur-mayur, kacang-kacangan dan lain sebagainya.

Di zaman yang serba cepat ini terkadang kita hanya berpikir makan itu agar kenyang sehingga bias segera beraktivitas. Akhirnya menjadi kebiasaan mencari alternative makanan siap saji. Belum lagi ketika harus lembur, maka tengah malam pun masih makan berat. Kebiasaan tersebut ternyata menjadi pencetus beberapa penyakit kronis yang sering diderita oleh manusia. Apalagi jika aktivitas tersebut tidak diimbangi dengan olahraga teratur. Semua menumpuk di dalam badan seperti halnya sampah yang ditunpuk di TPA. Oleh karena itu, perlu kiranya sedikit mengubah pola piker, pola hidup serta pola makan yang sudah menjadi kebiasaan tersebut. Semua itu memang tidaklah mudah mengingat keumuman yang ada di masyaratak. Akan tetapi mau sampai kapan kita hanya mengikuti arus tanpa ada usaha untuk berubah.

Apa yang kami lakukan hari ini adalah mencoba memperkenalkan anak-anak akan makanan sehat dan makanan tidak sehat. Kami perlu membentuk pola piker tersebut karena makanan adalah kebutuhan yang setiap hari mereka temui. Agar lebih menyenangkan, kami sengaja keluar untuk mencari tempat makan agar ada suasana baru. Kami tipe keluarga yang jarang sekali jajan, jadi keluar rumah untuk sekedar makan itu merupakan hal yang beda bagi anak-anak dan pasti menyenangkan. Karena di tempat kami masih masa PPKM, maka kami mencari tempat yang sekiranya sepi atau mencoba menecari waktu yang lumayan longgar. Kami akhirnya memutuskan untuk makan di Mie Ayam legendari di Gunungkidul, yaitu Mie Ayam Prima Rasa yang terletak di Ngeposari, Semanu Gunungkidul. Tempat tersebut selalu rama pengunjung karena cita rasa yang memang menurut sebagian orang berbeda dengan tempat lain. Dan berikut cerita singkat kami.



Video saat anak-anak menunggu pesanan mie ayam


Setelah kegiatan tersebut kemudian kami mengeksplorasi tentang makanan yang baru saja dibeli. Termasuk tempat yang digunakan untuk makan. Kesimpulan tersebut yang menjadi bahan diskusi kami ketika terpaksa akan membeli makanan di luar.

 

#harike7

#tantanganzona2

#bahagiadisetiaptahaptumbuhkembang

#tantangan12harikalender

#bundasayangbatch7

#institutibuprofesional

#semestakaryauntukIndonesia



Lomba Makan Kuaci Tantangan Zona 2 Bunda Sayang

02.12 0 Comments

 



Setelah kemarin kami mencoba keluar untuk makan mie ayam perdana di masa PPKM, maka hari ini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Temanya masih sama yaitu tentang makanan. Jadi ceritanya kakak Azhwa itu suka banget sama kuaci. Dia bisa duduk berlama-lama menikmati mengupas kuaci dan memakannya. Namun, si adek yang agak jahil pun mungkin gemes ya melihat kakaknya. Akhirnya apa yang terjadi?

 



Jadi intinya si adek menumpahkan kuaci sang kakak. Akhirnya sang kakak pun marah. Adek yang sudah diingatkan berkali-kali pun tetap tidak mau mendengarkan. Sampai kakak pun akhirnya menangis. Pasti dong saya sempat terpancing ingin marah, tapi Alhamdulillah segera sadar. Saya mengajak kakaknya untuk lomba makan kuaci dan cuek dengan apa yang dilakukan adek. Eh, si adek akhirnya berhenti sendiri. Dan kami pun lanjut lomba makan kuaci sambil tertawa-tawa karena nambah terus…

Sebenarnya simpel kan ya untuk mengalihkan emosi yang destruktif itu. Cukup berpikir sejenak dan mencari cara untuk mengalihkan. Justru ketika berhasil mengelola emosi, akan berakhir dengan pengalaman yang membahagiakan.

#harike8

#tantanganzona2

#bahagiadisetiaptahaptumbuhkembang

#tantangan12harikalender

#bundasayangbatch7

#institutibuprofesional

#semestakaryauntukIndonesia

Senin, 06 September 2021

Anak-anak “Pejuang Shubuh” Tantangan Zona 2 Bunda Sayang

05.20 0 Comments

 



Shubuh merupakan waktu yang sangat istimewa karena pada saat itu adalah awal pergantian dari malam ke siang dan dari gelap ke terang. Waktu shubuh atau bahkan sebelum shubuh dikenal sebagai waktu terkabulnya doa. Maka pada waktu-waktu ini kita diminta untuk banyak berdoa, berdzikir dan memohon ampunan Allah SWT. Bagi sebagian orang, waktu ini memang sangat berat karena di waktu ini biasanya kita sedang nyenyak tidur. Oleh karena itu, bangun di awal shubuh atau sebelum shubuh perlu pembiasaan agar tidak merasa berat.

Bangun di waktu shubuh sebenarnya merupakan fitrah manusia. Pasti sudah sangat umum mengetahui bahwa bayi itu pasti akan terbangun di pagi hari sebelum shubuh. Itu artinya sejak bayi sebenarnya fitrah manusia itu pasti terbangun di awal pagi. Namun mengapa saat ini kita banyak menemui orang-orang yang kadang bangunnya sampai matahari sudah terbit? Hal itu bisa terjadi karena ada pembiasaan yang kurang tepat. Misal tidur terlalu larut, memforsir tubuh atau sebab yang lain.

Dari fakta tersebut, maka kami mencoba mulai membiasakan anak-anak untuk bangun di awal pagi, sebelum adzan shubuh berkumandang. Awalnya memang berat, tapi setelah beberapa waktu akhirnya terbiasa. Bahkan, anak pertama saya akan sedih atau marah jika dibangunkan setelah shubuh. Dia selalu ingin bangun sebelum adzan shubuh. Begitu pula dengan anak kedua yang usianya 2 tahun. Dia akan terbangun ketika mendengar suara kendaraan ayahnya yang akan berangkat ke masjid. Dia akan menangis jika tidak bisa ikut sholat shubuh di masjid.

Nah, hari ini saya mengajak anak pertama saya belanja di pasar. Sekitar pukul 03.00 dini hari dia sudah bangun. Akhirnya saya mengajaknya untuk pergi ke pasar pukul 04.00. suasana di pasar masih sepi pengunjung, tetapi penjual sudah banyak yang membuka lapak. Ini adalah pengalaman pertama anak perempuan saya pergi ke pasar saat pagi buta. Banyak hal yang akhirnya bisa dipelajari dari aktivitas pagi ini. Namun saying, hanya ada satu foto dokumentasi ketika kami berada di depan kios penggilingan bakso. Waktu itu saya lupa membawa handphone. Gambar itu saya dapat dari handphone suami yang memang sengaja mengantar kami berbelanja.  Berikut cerita kami untuk hari ini.



Azhwa sedang berada di depan kios penggilingan daging Pasar Ponjong


Fatih berangkat sholat shubuh ke masjid bersama ayah

Bagaimanapun seorang anak itu sedari kecil fitrahnya terjaga. Tergantung kita sebagai orang tua yang berperan untuk menyambut dan merawat fitrah tersebut agar selalu terjaga. Semoga kami senantisa diberikan kemudahan dan kemampuan dalam merawat fitrah anak-anak.

 

#harike6

#tantanganzona2

#bahagiadisetiaptahaptumbuhkembang

#tantangan12harikalender

#bundasayangbatch7

#institutibuprofesional

#semestakaryauntukIndonesia


Minggu, 05 September 2021

Memetik Buah Mete Tantangan Zona 2 Bunda Sayang

23.35 0 Comments

 



Di hari ke-5 ini kami kembali beraktivitas di luar. Tempat yang kami kunjungi pun daerah yang memang sepi pengunjung. Karena Gunungkidul itu memang dikelilingi oleh gunung, maka hari ini kami naik gunung (tapi pakai kendaraan) hehehe. Daerah yang kami kunjungi adalah daerah Surodadi yang terletak di atas puncak gunung. Surodadi ini merupakan tempat tinggal saya waktu kecil, namun setelah usia 5 tahun orang tua saya pindah ke daerah yang lebih rendah.

Dalam perjalanan menuju tempat tersebut di kanan kiri pepohonan, jalannya pun menaik terus. Tiba di sebuah tikungan, ada daerah yang memang memiliki view yang bagus. Di situ juga terdapat buah mete yang seang berbuah. Akhirnya kami pun memutuskan untuk berhenti sejenak. Setelah kendaraan mencari tempat di pinggir, semua turun kecuali saya dan anak laki-laki. Waktu itu anak saya yang laki-laki sedang tidur. Anak perempuan saya turun bersama ayah, mbah uti, bulek dan tantenya. Saya merasa terpancing emosi karena tempat pemberhentiannya berada di pinggir jalan dan pas di tikungan. Berikut ceritanya.









Dari situ kelihatan banget ya kalau saya itu orangnya sangat khawatir. Padahal yang melakukan enjoy saja. 



Sabtu, 04 September 2021

Hafalan Bersama Tantangan Zona 2 Bunda Sayang

22.35 0 Comments

 


Tak terasa sudah sampai hari keempat. Di hari ini saya akan mengajak anak perempuan untuk hafalan bersama. Anak perempuan saya belum bisa baca Alquran. Kami memang tidak menggegas untuk segera bisa. Kami lebih menekankan pada "kecintaan" terhadap Al Qur'an terlebih dahulu. Harapannya ketika sudah cinta, maka akan merasa butuh akan Al-Qur'an.

Metode kami memperkenalkan bacaan Al-Qur'an adalah dengan diperdengarkan. Ketika anak bermain, bangun tidur, akan tidur, di perjalanan kami ulang ayat atau surat yang sedang dihafal. Secara tidak sadar, ternyata otak anak tersebut memproses dengan sangat baik. Berikut salah satu cerita saya ketika hafalan bersama anak.









Pengalaman hari ini sangat membahagiakan. Siapapun pasti sangat mendambakan anak-anak yang menjadi tabungan dunia maupun akhirat. 

Jumat, 03 September 2021

Tragedi “Teh Pucuk” Tantangan Zona 2 Bunda Sayang

17.35 0 Comments


Di hari ketiga ini saya mencoba berganti partner. Kalau sebelumnya saya berpartner dengan anak pertama dan suami, maka di hari ketiga ini saya memilih partner anak kedua. Usianya 2 tahun 10 bulan. Di hari ketiga ini saya tidak merencanakan sebuah aktivitas, tetapi respon emosi tersebut muncul saat anak laki-laki saya bermain. Cerita awalnya si anak ikut mbolang. Nah di perjalanan dia kehausan dan kami lupa membawa air minum. Mampirlah kami di sebuah warung di pinggir jalan. Di warung tersebut, anak saya memilih membeli “teh pucuk”. Lanjutlah kami mbolang sambil lari pagi.

Setelah sampai di rumah, minuman tersebut sudah habis. Saya dan suami sibuk di dapur untuk bebersih. Sekian waktu anak saya kok anteng banget. Saya coba mencari tahu, ternyata dia sedang bermain air menggunakan botol bekas “teh pucuk” tersebut. Botol tersebut diisi air dan dituang di wadah sampai luber kemana-mana. Bisa dibayangkan apa yang ibunya ini rasakan? Selengkapnya di bawah ini ya.











            Itulah cerita emotional check in saya untuk hari ini. Sebenarnya masih sama dengan hari sebelumnya, pemicu dari emosi tersebut adalah rasa khawatir. Khawatir jika anak saya terpeleset air yang ditumpahkan di lantai. Alhamdulillah cukup bisa teratasi dengan pengalihan tempat bermain. Sebenarnya anak-anak itu hanya ingin bermain. Mereka belum bisa berpikir bahwa apa yang dimainkan tersebut mungkin bisa berbahaya. Maka tugas dari orang tuanyalah untuk selalu mendampingi.