Penjelajahan berlanjut dengan membentangkan layar dan menentukan arah
mata angin agar bisa selamat sampai tujuan. Dalam menentukan arah mata angin ini para
penjelajah memerlukan ilmu agar tidak
tersesat. Salah satu ilmu yang sangat penting adalah memahami tentang Core Values. Apa itu core values? Dalam
penjelasan yang disampaikan oleh sahabat widya iswara Endang Prasdianti disebutkan
bahwa core values adalah nilai yang harus dipegang teguh oleh para Ipers agar
selalu menjadi pembelajar mandiri yang haus akan ilmu. Seorang wanita haruslah
senantiasa belajar, berkembang, berkarya, berbagi dan berdampak.
Mengapa wanita harus senantiasa belajar? Agar dia dapat mengikuti arus
perkembangan zaman sehingga bisa mensikapi dengan bijak. Tidak berhenti pada
belajar saja, seorang wanita haruslah berkembang. Mengembangkan ilmu sesuai
dengan passion atau bakat sehingga nantinya bisa menghasilkan karya indah. Karya
tersebut tak hanya berhenti untuk diri pribadi saja, akan tetapi haruslah
dibagikan sehingga memberikan manfaat yang lebih luas. Manfaat tersebut yang
akan memberikan dampak berupa perubahan dalam diri pribadi dan masyarakat luas.
Core values ini harus selalu menjadi pedoman dalam setiap langkah. Tujuannya
agar langkah kecil kita tak hanya bertujuan untuk sesuatu yang sempit, tetapi
harus memberikan manfaat secara luas. Selain itu, dengan core values ini pula
kita akan lebih siap dengan tantangan dan hambatan yang muncul dalam mewujudkan
mimpi-mimpi besar.
Dalam menjalankan core values ini, maka peran yang akan saya ambil
diantaranya:
1.
Seandainya saya menjadi seoraang ibu pembelajar,
maka hal pertama dan utama yang ingin saya pelajari adalah ilmu yang kaitannya
dengan home education. Mengapa seperti itu? Kalau kita melihat kondisi saat
ini, maka pendidikan keluarga di sekitar kita sangatlah lemah. Sebagian besar
orang tua berpandangan untuk bisa memiliki banyak uang sehingga bisa
menyekolahkan anak di tempat favorit. Sekolah menjadi tempat untuk menempa
semua aspek dalam proses pendidikan anak. Sementara itu, tidak semua orang tua
yang mau terlibat dalam proses tersebut. Hal inilah yang nenjadikan semakin
melonjaknya krisis adab dan krisis moral. Karena tanggungjawab pendidikan
adab/moral adalah keluarga. Oleh karena itu, saya sangat ingin mendalami ilmu
tentang pendidikan keluarga agar bisa mengajak keluarga lain untuk “kembali”
pada fitrah kekeluargaannya.
2.
Seandainya saya menjadi petani rumahan, maka
saya ingin menerapkan pola pertanian dengan sistem permakultur. Di tengah
menjamurnya pertanian sistem modern dengan berbagai bantuan bahan kimia, maka sistem
pertanian dengan pola permakultur memang sangatlah asing. Apalagi sistem permakultur
ini hasilnya pun tidak sebesar ketika bertani cara modern. Namun, saya ingin
berusaha menuju pada pola tersebut karena berbagai alasan.
a.
Sistem permakultur sangat ramah lingkungan
karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya. Semua prosesnya betul-betul
mengandalkan alam yang bekerja secara alami.
b.
Hasil dari sistem pertanian ini pun lebih
terjaga karena tanpa semprot dan pupuk kimia. Kalau istilah saat ini “organic”.
Bagaimanapun juga, sesuatu yang alami lebih baik karena tidak meninggakan
residu yang dapat membahayakan tubuh.
c.
Dalam proses pertanian permakultur ini semakin
mendekatkan kita pada Maha Besarnya Allah SWT yang telah mengatur segala
sesuatu dengan begitu sempurna.
Maka dari itu, seandainya saya menjadi petani rumahan maka saya ingin
merubah pola pikir masyarakat tentang sistem pertanian ramah alam dan juga “hijrah”
untuk memilih makanan yang “baik”. Baik di sini berarti makanan yang tanpa
banyak proses pengolahan dan tanpa banyak bahan tambahan.
Semoga Allah SWT memudahlan langkah kecil ini untuk bisa menjadi seribu
hentakan yang memberikan dampak besar bagi sesama
#Misi4
#penjelajahsamuderaamarta
#matrikulasi9
#InstitutIbuProfesional
#semestakaryauntukindonesia
#institutibuprofesionalforIndonesia.
Sumber gambar: kompas.id