Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Jumat, 05 Maret 2021

Bentang Layar Penjelajahan Samudera Amarta


 

Pekan ini adalah saat dimana para penjelajah memasuki zona baru yaitu bentang layar. Di zona ini para penjelajah diajak untuk merefleksikan diri terkait peran kehidupan yang selama ini dijalani. Mungkin hal ini merupakan sesuatu yang biasa, sekedar bercerita tentang aktivitas keseharian saja. Akan tetapi penelusuran terkait aktivitas keseharian inilah yang akan membantu untuk mengungkap dan mengarahkan langkah kehidupa yang  lebih baik.

 

1.    Peran Diri sebagai Individu, Istri dan Ibu

Langkah yang pertama adalah mencoba melihat peran keseharian seorang wanita sebagai individu, istri dan juga ibu. Mengapa peran ini sangat penting untuk dikupas? Tujuannya adalah untuk mengetahui posisi diri sehingga dapat memetakan peran yang akan dimaksimalkan. Jangan sampai ada salah satu peran yang timpang yang akan berpengaruh pada pelaksanaan peran kehidupan.

Dalam aspek fitrah sebagai seorang individu, wanita merupakan makhluk yang tidak bisa dilepaskan dari lingkunga sosialnya. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan individu seseorang berkaitan dengan aktualisasi diri dalam kancah sosial. Keterhubungan dalam aspek sosial ini sangat beragam tujuan dan bentuknya. Sebagai contoh adalah aktivitas yang berkaitan dengan proses belajar (kuliah, kursus, pengajian) , bekerja (pegawai, pebisnis), dan aktivitas sosial (arisan, paguyuban, komunitas, dll). Terkait dengan peran individu ibi, maka peran yang saat ini saya jalani adalah:

Peran sebagai individu

Bidang

Kegiatan

Belajar

1.Mengikuti perkuliahan di ibu professional

2.Mengikuti kajian pekanan dan bulanan di komunitas setempat

3.Mengikuti komunitas “Fitrah World Movement”

4.Mengikuti berbagai “short course” online terkait berbagai bidang ilmu

 

Aktivitas Sosial

1.Bersama suami menjadi salah satu Pembina anak yatim di lingkungan setempat

2.Bersama suami merintis Rumah Quran

 

 

Dalam menjalani peran sebagai individu tersebut, saya merasa senang dan nyaman serta bersemangat dalam menjalani peran tersebut.

 

Aspek selanjutnya adalah peran wanita sebagai seorang istri. Menjadi seorang istri merupakan fitrah yang tersemat dalam diri wanita. Maka, mau tidak mau peran ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dan dilaksanakan. Peran sebagai seorang istri ini terkait wanita sebagau partner hidup suami, sebagai penasihat suami dan pendorong suami. Peran sebagai seorang istri tak bisa dilepaskan dengan peran sebagai seorang ibu. Dalam perannya di hadapan anak, maka seorang ibu hendaklah menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak-anak. Ibu juga yang menyediakan segala kebutuhan fisik keluarga. Adapun peran yang yang saya jalani terkait aktivitas sebagai istri dan ibu diantaranya adalah sebagai berikut.

 

Peran sebagai istri dan ibu

Aktivitas pagi

Aktivitas siang

Aktivitas sore/malam

1.    Menyelesaikan targetan pribadi (tilawah, dzikir)

2.    Membaca buku/artikel

3.    Menyiapkan agenda kegiatan anak

4.    Merapikan rumah

5.    Memyiapkan sarapan

6.    Menyiapkan pakaian kerja suami

7.    Menemani anak pre bath activity (cerita, bermain, percobaan science)

8.    Memandikan anak

9.    Berkegiatan bersama anak (bersepeda, berkebun, bercerita, bernyanyi)

1.  Menyiapkan makan siang

2.  Merapikan rumah

3.  Membaca artikel dari grup ataupun membaca buku

4.  Berkegiatan bersama anak (di dalam rumah seperti bermain peran, membaca buku, dll)

5.  Mememani hingga anak tidur siang

1.    Memandikan anak

2.    Berkebun (me time)

3.    Menyambut suami pulang

4.    We time bersama keluarga (makan, dzikir bersama, dll) hingga anak tidur

5.    Membaca artikel/buku

 

Dalam aktivitas yang tertulis tersebut terdapat beberapa aktivitas yang memang tidak dituliskan seperti mencuci, menyetrika, melipat baju, dll. Aktivitas tersebut biasanya saya lakukan ketika weekend atapun malam/pagi saat anak tidur. Dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan, hal yang saya sukai adalah ketika menemani kegiatan anak-anak (bermain, bercerita, bernyanyi bersama, melakukan percobaan science). Bersepeda bersama anak adalah kegiata yang saya lakukan setiap hari. Selain saya suka, anak-anak pun bahagia. Aktivitas lain yang sangat saya suaki adalah berkebun. Dengan berkebun, saya seolah sejenak lepas dari rutinitas harian yang taka da habisnya. Maka, berkebun ini hampir tiap hari saya lakukan.

 

2.    Proyeksi 5 tahin ke depan

Dalam perjalanan kehidupan setiap orang pasti mempunyai mimpi. Mimpi-mimpi itulah yang akan mendorong untuk selalu bergerak dan berproses. Akan menjadi apakah diri ini 5 tahun ke depan? Diantara mimpi yang ingi saya capai dalam 5 tahun ke depan diantaranya:

a.    Menjadi keluarga pembelajar

Istilah keluarga pembelajar ini memang sangatlah luas. Pada intinya saya mempunyai mimpi untuk bisa menjadi ibu yang senantiasa belajar/mencari ilmu sehingga kebiasaan tersebut akan menular kepada suami dan juga anak-anak. Tidak berhenti pada batasan keluarga inti saja, akan tetapi saya juga berharap kebiasaaan belajar ini bisa kami tularkan kepada masyarakat luas. Maka peran yang saya ambil adalah menjadi ibu pembelajar mandiri.

b.    Memiliki kebun sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga

Keinginan ini muncul setelah saya belajar bersama dalam forum Fitrah World Movement. Dalam forum tersebut sangat banyak insight baru terkait dalam penyikapan terhadap kehidupan saat ini. Salah satu yang menjadi titik tekan adalah pada bidang makan. Say mempunyai mmpi untuk  “hijrah” dalam bidang makanan. Yang sebelumnya segala kebutuhan diperoleh dari luar dan instant, kami ingin mewujudkan slogan “tanam yang kau makan dan makan yang kau tanam”. Maka peran saya yang saya ambil adalah menjadi seorng petani rumahan yang ramah alam. Kami juga berharap untuk bisa menularkan pemahaman dan langkah kami pada masyarakat luas.

 

3.    Ilmu dan Keterampilan yang dibutuhkan

Untuk mewujudkan semua mimpi itu maka dibutuhkan ilmu dan keterampilan yang memadai. Untuk mendukung semua itu, maka saya butuh belajar mengenai hal-hal yang terkait diantaranya:

Mimpi

Ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan

Keluarga Mandiri belajar

1.Ilmu homeschooling

2.Ilmu perkembangan anak sesuai fitrah

3.Ilmu mempersiapkan akil baligh

4.Ilmu bisnis bagi pemuda

5.Ilmu tentang bakat anak

6.Keterampilan membuat perangkat pembelajaran mandiri

7.Keterampilan membuat portofolio anak dalam berbagai aspek

8.Keterampilan dalam membuat assessment pribadi bagi anak

9.Keterampilan dalam permberdayaan komunitas belajar

Kebun keluarga

1.Ilmu tentang permakultur

2.Ilmu tentang kebun sayur keluarga

3.Ilmu dalam membuat kompos rumah tangga

4.Imu dalam membuat pupuk alami

5.Ilmu dalam bidang peternakan skala rumah tangga

6.Ilmu tentang makanan yang menyehatkan tubuh

7.Keterampilan mengolah makanan sehat

 

Semua mimpi pasti berawal dari langkah pertama. Maka harapan dan mimpi ini saya tuliskan agar menjadi pengingat dan penyemangat utuk bisa konsisten dalam proses mewujudkannya. Bismillah….

 

#Misi3

#PenjelajahSamuderaAmarta

#Matrikulasi9

#InstitutIbuProfesional

#IbuProfesionalforIndonesia

#SemestaKaryauntukIndonesia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar