Ramadhan Day-4: Kunjungan Syekh Abdul Basith, Motivasi Menghafal Al Qur’an
Ramadhan
di hari keempat ini Masjid Baitul Hikmah yang terletak di Dusun Wirik, Umbulreo
Ponjong mendapat kunjungan dari Syekh Abdul Basith. Siapakah beliau? Nama
lengkap beliau adalah Syekh Abdul Basith Abdul Jalil Abdullah Musfi. Beliau
lahir di Mekkah, akan tetapi ayah dan ibu beliau berasal dari Indonesia. Beliau
adalah lulusan University Ummul Qura Makkah Al Mukarromah.
Dalam
pemaparannya beliau banyak memberikan motivasi untuk menghafal Al Qur’an pada
para jama’ah yang hadir. Syekh Abdul Basith memberikan contoh dirinya sendiri
dalam proses menamatkan hafalan Qur’an. Syekh Basith mulai belajar Al-Qur'an sejak usia 4 tahun dan sejak saat
itu beliau khatam huruf Bahasa Arab dan mulai menghafal Al-Qur'an hingga tamat
menghafalnya di usia 10 tahun.
Apa rahasianya sehingga beliau bisa hafal Al
Quran di usia yang sangat muda? Beliau menyampaikan, “Sekolah yang pertama di dunia ini adalah ibu. Madrasah pertama bagi
anak-anaknya adalah ibu”. Kalimat yang beliau sampaikan tersebut mengandung
maksud bahwa yang menjadi roda utama dalam proses menghafal Qur’an tersebut
adalah ibunya. Ibu beliau bukanlah seorang ustadzah, bukan pula seorang hafidzah.
Akan tetapi ibu beliau memiliki satu kalimat yang terus diulang yaitu ,” ibu
harus balas dendam terhadap diri sendiri”. Apa maksud dari kalimat tersebut? Ibu
beliau memiliki azam yang kuat bahwa ketika ia tidak bisa menghafal Al Qur’an,
maka anaknya harus menjadi penghafal Al Qur’an. Ketika anaknya tidak bisa juga,
maka cucunya harus menjadi penghafal Al Qur’an.
Apa yang dilakukan oleh sang Ibu sehingga Abdul
Basith kecil terpesona akan Al Quran dan dapat menamatkan hafalannya? Syekh Abdul
Basith menceritakan bahwa ketika ibunya melakukan kegiatan sehari-hari, maka
ibunya ini melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an. Sambil memasak, melantunkan Al
Qur’an, sambil menyapu melantunkan Al Qur’an. Pokoknya di setiap kegiatan
ibunya ini selalu melantunkan bacaan Al Qur’an. Ketika sebuah
rumah senantiasa diperdengarkan bacaan Al Quran dan shalawat, maka keluarga itu
akan tenang. Keluarga tersebut akan
menjadi ahli Qur’an.
Selain
itu, rahasia yang laian adalah ketegasan.
Syekh Abdul Basith menyamoaikan bahwa ibunya adalah orang yang sangat tegas,
ayahnya pun juga sangat tegas. Didukung oleh guru yang juga tegas dalam proses
pengajaran. Hampir setiap hari ayah dan ibunya akan menanyakan, “Apakah Abdul
Basith hari ini sudah menghafal?” Jika belum, maka ayah atau ibunya pun
mengingatkan. Konsistensi dan komitmen dari orang tua inilah yang menjadi kunci
kesuksesan anaknya.
Dalam
pemaparannya beliau juga menegaskan bahwa apa yang didapatkan adalah karunia
dari Allah SWT. Ketika anak hafal Al Quran, maka yang akan memberi hadiah
adalah Allah SWT. Hadiahnya berupa mahkota yang diberikan di akhirat kelak. Orang
tua mana yang tak ingin mendapat hadiah berupa mahkota dari anaknya ketika di
akhirat nanti? Pasti semua menginginkan.
Beliau
memberikan semangat agar anak-anak diwakafkan ke pesantren agar bisa hafal Qur’an.
Ketika anak sudah hafal Al Quran maka urusan dunia itu akan mengikuti. Teringat
akan sebuah pesan yang intinya “Jika kau kejar dunia, maka ia akan semakin
menjauh. Tetapi jika kau mengejar akhirat, maka dunia akan datang dengan
merunduk”.