Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Sabtu, 04 November 2017

Bijak Memilih Mainan untuk Anak


Mainan merupakan satu hal yang tak bisa terlepas dari dunia anak. Bahkan bisa dikatakan bahwa mainan ini merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi mereka. Dengan begitu, orang tua perlu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pemenuhan akan mainan ini pun tak hanya sekedar menunaikan kewajiban saja tanpa memperhatikan beberapa pertimbangan. Banyak orang tua mengira bahwa mereka telah melakukan tugas mereka dengan baik jika mereka membelikan mainan yang banyak dan bagus untuk anak-anaknya. Namun, mereka tidak merasa perlu menumbuhkan minat anak dengan menunjukkan apa saja yang dapat dilakukan dengan bahan/alat permainan tersebut. Di sinilah peran penting dari orang tua sebagai motivator, fasilitator dan  mediator yang membantu anak melihat kemungkinan yang ada yang terkandung dalam suatu alat permainan dan bagaimana menggunakannya dalam bermain.
Beberapa pertimbangan yang perlu untuk diperhatikan diantaranya adalah:
1.    Kesukaan anak , alasannya jika mainan itu tidak atas dasar kesukaan anak, maka anak tidak mau memainkannya.
2.    Harga, alasannya disesuaikan dengan keadaan rumah tangga keluarga.
3.    Bentuk,  alasannya adalah karena mainan itu tidak berbahaya/aman bagi anak.
4.    Warna, alasannya anak-anak sebagian besar lebih menyukai warna-warna yang mencolok.
Faktor lain yang mendasari adalah tingkat usia anak. Mainan yang sama dapat digunakan oleh anak-anak dari umur yang berbeda, tetapi maknanya berbeda. Misalnya bermain dengan balok-balok dapat dilakukan oleh seorang bayi (yang hanya memegangnya dan memasukannya ke dalam mulut), anak kecil dengan membuat deretan/tumpukan dari balok-balok tersebut tanpa tujuan tertentu. Sedangkan anak yang lebih besar menggunakan imajinasinya (fantasi/khayalan) untuk membangun sesuatu.
Sedangkan menurut Prof .Dr. S.C. Utami Munandar, alat permainan yang dapat menunjang kreativitas adalah yang memiliki beberapa nilai diantaranya: fisik, sosial, edukatif, kreativitas, terapeutis, pemahaman diri, moral, akhlak, kepribadian dan solutif

Jadi dalam memberikan mainan itu tidak hanya tergantung dari banyak/sedikit mainan. Yang lebih baik adalah menyediakan alat permainan anak dalam jumlah yang terbatas sehingga tidak terjadi “overstimulation” dan anak lebih mudah memfokuskan perhatiannya pada beberapa mainan. Seiring dengan perkembangan zaman, hendaknya perlu dikembangkan alat-alat permainan baru yang mengandung nilai-nilai tradisional namun tetap relevan dengan perkembangan zaman. Karena di samping merupakan warisan budaya, pada umumnya relatif tidak mahal (menggunakan bahan sederhana dan mudah diperoleh) dan bermanfaat bagi perkembangan anak. Dengan begitu, perkembangan anak tetap tertunjang dan juga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.


Nafisah Al Akhfiya'
04/11/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar