Mainan merupakan
satu hal yang tak bisa terlepas dari dunia anak. Bahkan bisa dikatakan bahwa
mainan ini merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi mereka. Dengan begitu,
orang tua perlu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pemenuhan akan mainan ini
pun tak hanya sekedar menunaikan kewajiban saja tanpa memperhatikan beberapa
pertimbangan. Banyak orang tua mengira bahwa mereka telah melakukan tugas
mereka dengan baik jika mereka membelikan mainan yang banyak dan bagus untuk
anak-anaknya. Namun, mereka tidak merasa perlu menumbuhkan minat anak dengan
menunjukkan apa saja yang dapat dilakukan dengan bahan/alat permainan tersebut.
Di sinilah peran penting dari orang tua sebagai motivator, fasilitator dan mediator yang membantu anak melihat
kemungkinan yang ada yang terkandung dalam suatu alat permainan dan bagaimana
menggunakannya dalam bermain.
Beberapa
pertimbangan yang perlu untuk diperhatikan diantaranya adalah:
1.
Kesukaan anak , alasannya jika mainan
itu tidak atas dasar kesukaan anak, maka anak tidak mau memainkannya.
2.
Harga, alasannya disesuaikan dengan
keadaan rumah tangga keluarga.
3.
Bentuk,
alasannya adalah karena mainan itu tidak berbahaya/aman bagi anak.
4.
Warna, alasannya anak-anak sebagian
besar lebih menyukai warna-warna yang mencolok.
Faktor lain yang
mendasari adalah tingkat usia anak. Mainan yang sama dapat digunakan oleh
anak-anak dari umur yang berbeda, tetapi maknanya berbeda. Misalnya bermain
dengan balok-balok dapat dilakukan oleh seorang bayi (yang hanya memegangnya
dan memasukannya ke dalam mulut), anak kecil dengan membuat deretan/tumpukan
dari balok-balok tersebut tanpa tujuan tertentu. Sedangkan anak yang lebih
besar menggunakan imajinasinya (fantasi/khayalan) untuk membangun sesuatu.
Sedangkan
menurut Prof .Dr. S.C. Utami Munandar, alat permainan yang dapat menunjang
kreativitas adalah yang memiliki beberapa nilai diantaranya: fisik, sosial,
edukatif, kreativitas, terapeutis, pemahaman diri, moral, akhlak, kepribadian
dan solutif
Jadi dalam memberikan
mainan itu tidak hanya tergantung dari banyak/sedikit mainan. Yang lebih baik
adalah menyediakan alat permainan anak dalam jumlah yang terbatas sehingga
tidak terjadi “overstimulation” dan
anak lebih mudah memfokuskan perhatiannya pada beberapa mainan. Seiring dengan
perkembangan zaman, hendaknya perlu dikembangkan alat-alat permainan baru yang
mengandung nilai-nilai tradisional namun tetap relevan dengan perkembangan
zaman. Karena di samping merupakan warisan budaya, pada umumnya relatif tidak mahal
(menggunakan bahan sederhana dan mudah diperoleh) dan bermanfaat bagi
perkembangan anak. Dengan begitu, perkembangan anak tetap tertunjang dan juga
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Nafisah Al Akhfiya'
04/11/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar