Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Minggu, 28 November 2021

Peran Ayah Sebagai Pendidik Agama Tantangan Zona 6 Bunda Sayang

23.28 0 Comments


 Salah satu peran yang juga menjadi tanggung jawab utama bagi seorang ayah adalah mendidik agama bagi anak-anaknya. Dalam menjalankan tugas ini, seorang ayah hendaklah hadir dalam pengasuhan bersama dengan ibu. Kehadiran kedua figur ini menjadi kunci keberhasilan sebuah pengasuhan. Bagaimana ayah menjalankan perannya sebagai pendidik agama?

Yang paling penting adalah ayah menjadi teladan bagi semua anggota keluarga. Ayah menjalankan ibadah dengan baik sampai pada pengalaman sehari-hari. Ayah selalu memberikan nasihat dengan cara yang baik terkait pelaksanaan ibadah. Bahkan ayah harus mengajak semua anggota keluarga untuk beribadah kepada Allah SWT. 

Bagi anak usia dini, maka peran ini sangatlah dibutuhkan. Pada usia ini fitrah kebaikan perlu untuk dirawat dan ditumbuhkan. Sebagai contoh anak-anak dibiasakan bangun awal waktu. Setelah itu mengikuti ayah shalat berjamaah di masjid? Apa bisa diterapkan pada anak usia dini? Justru kebiasaan ini akan menjadi pondasi awal dan usaha untuk merawat fitrah manusia yaitu bangun pagi. 

Alhamdulillah kebiasaan ini memang sudah kami lakukan pada anak-anak. Setelah mengetahui ilmu bahwa penanggung jawab utama agama adalah ayah, maka kami berusaha untuk Istiqomah melanjutkan kebiasaan tersebut. Selama ini anak-anak pun bahagia. Bahkan ketika mereka tertinggal bangun pagi atau shalat berjamaah di masjid akan merasa sedih.



#harike-5

#tantanganzona6

#pendidikanseksualitas

#tantangan12harikalender

#bundasayangbatch7

#institutibuprofesional

#semestakaryauntukIndonesia

Sabtu, 27 November 2021

Diskusi Fitrah Bersama Tantangan Zona 6 Bunda Sayang

21.25 0 Comments

 




Di hari ketiga ini kami lebih banyak berdiskusi tentang apa yang telah dipelajari dua hari sebelumnya. Memang banyak dari fitrah kami berdua yang belum tumbuh. Dan banyak juga ilmu tentang pasangan yang belum kami ketahui. Insya Allah tantangan di zona ini menjadi awal dimana kami kembali belajar tentang fitrah seksualitas dan bagaimana menumbuhkan fitrah seksualitas tersebut dalam diri anak-anak.




Jumat, 26 November 2021

Fitrah Ayah Bunda Tantangan Zona 6 Bunda Sayang

23.38 0 Comments

 



Dalam mendidik anak, maka sosok ayah dan ibu harus hadir. Kehadiran tersebut mulai dari anak lahir hingga masa aqil baligh. Karena setelah itu anak akan memiliki dan menjalani kehidupan mereka sendiri. Fungsi dari kehadiran ayah dan bunda adalah agar fitrah seksualitas seorang anak tumbuh paripurna. Pendidikan fitrah seksualitas sama sekali berbeda dengan pendidikan seks. Pengetahuan tentang fitrah seksualitas ini dimulai ketika bayi lahir.

Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati (Ustazd Harry Santoso). Kunci dari keberhasilan penumbuhan fitrah ini adalah pada kehadiran ayah dan ibu. Berikut ini adalah tahapan pembagian peran ayah dan bunda sesuai dengan usia ananda.

 Usia

Aktivitas 

0-2 tahun, 2-6

Menguatkan kelekatan melalui:

·   Usia 0-2 tahun anak didekatkan kepada ibunya karena ada menyusui

·   Usia 3-6 tahun didekatkan kepada ayah dan ibunya

·   Usia 3 tahun identitas harus jelas bagaimana bersikap , berbicara, merasa sesuai seksualitasnya. Dimulai dari hal yang paling sederhana dari pakaian, toileting, dsb.

 

Indikator: Usia 3 tahun identitas harus jelas. Kelekatan terbangun kuat, bukan hanya bonding.

7-10 tahun

Membangkitkan kesadaran fitrah seksualitas dalam peran kelelakian dan peran keperempuanan lewat kelekatan dan peran social dengan cara:

·   Anak lelaki didekatkan ke ayah agar peran social seorang lelaki dan seorang ayah dari ayahnya.

·   Anak perempuan didekatkan ke ibuagar memahami peran social perempuan dan seorang ibu dari ibunya.

 

Indikator: Ayah jadi figure idola anak lelaki. Ibu jadi figure idola anak perempuan. Kelekatan dan cinta terbangun semakin kuat.

10-14 tahun

Mewujudkan peran seksualitasnya secara bertanggungjawab dalam peran keibuan dan keayahan melalui kelekatan dengan cara :

· Anak perempuan didekatkan ke ayah dan anak laki-laki didekatkan ke ibu agar menjadi rujukan pertama tentang lawan jenisnya.

· Kamar dipisah

 

Indikator: ayah jadi figure idola abak perempuan. Ibu jadi figure idola anak laki-laki. Menghayati peran seksualitas masing-masing.

15 tahun

Aklhak/adab pada keluarga dan keturunan

Personal yang dewasa dengan peran keayahan /peran keibuan yang kokoh

 

Indikator: Mampu menjadi ayah sejati dan ibu sejati dengan kemampuan mendidik yang baik.

Sumber: Buku Fitrah Based Education (Harry Santosa, 2018: 264)





Kamis, 25 November 2021

Fitrah Suami Istri Tantangan Zona 6 Bunda Sayang

22.08 0 Comments


 

Sesuai dengan fitrah, maka manusia dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin ini yang nantinya akan berkembang menjadi peran seksualitasnya. Fitrah itu merupakan pembawa kebaikan (innate goodness). Pandangan ini terlihat sederhana tetapi menentukan cara kita berpikir dan bertindak. Seseorang yang terlahir sebagai perempuan maka fitrah tersebut akan berkembang menjadi fitrah keperempuanan dan kebundaan. Sementara untuk laki-laki akan berkembang menjadi fitrah kelelakian dan keayahan. 

Seperti apakah kedua fitrah tersebut? Maka di hari kedua ini saya akan banyak mencoba mengupas tentang fitrah laki-laki(suami) dan fitrah wanita (istri). Dalam Al Qur’an surat Al Imron: 36 disebutkan: “... dan laki-laki tidak sama dengan perempuan…”. Perbedaan tersebut terdapat pada berbagai aspek. Berikut ini adalah perbedaan ditinjau dari cara kerja otak.

Aspek

Laki-laki

Perempuan

Menghadapi masalah

Berterus terang

Tidak berterus terang

Kapasitas kata

7000 kata

20.000 kata

Kotak Mata

Dengan kontak mata

Kurang menyukai kontak mata

Cara menyimak

Ekpresi datar

Berubah-ubah

Curhat

Hanya ingin disimak

Menawarkan solusi

Emosi

Mempengaruhi belahan otak kanan

Mempengaruhi kedua belahan otak

Sumber: Webinar dr. Aisah Dahlan

Beberapa poin di atas hanya beberapa contoh saja dari perbedaan anatara laki-laki dan perempuan. Semua perbedaan itu jika tidak bisa disikapi dengan baik, maka bisa menyebabkan masalah. Jadi akar dari masalah yang terjadi dalam rumah tangga itu bisa jadi berawal dari ketidakfahaman masing-masing pihak akan fitrah laki-laki maupun perempuan.

Kemudian perbedaan juga terkait pada peranan suami dan istri dalam rumah tangga.

Suami

Istri

Penanggungjawab pendidikan

Pelaksana harian pendidikan

Man of vision and mission

Person of love and sincerity

Sang ego dan individualitas

Sang harmoni dan sinergi

Pembangun system berpikir

Pemilik moralitas dan nurani

Supplier maskulinitas

Supplier feminitas

Penegak profesionalisme

Pembangun hati dan rasa

Konsultan pendidikan

Berbasis pengorbanan

The person of “tega”

Sang”pembasuh luka”

Sumber: Buku Fitrah Based Education

Perbedaan peran tersebut hendaknya disadari dan dipahami oleh kedua belah pihak, sehingga masing-masing tahu akan tugas dan tanggungjawabnya.




Rabu, 24 November 2021

Fitrah Seksualitas Tantangan Zona 6 Bunda Sayang

20.24 0 Comments







Tantangan untuk zona ini benar-benar menantang. Kami diajak kembali menyelam ke dalam diri sendiri maupun dalam diri partner hidup tentang seperti apa fitrah seksualitas tersebut. Apakah betul kami sudah memahami tentang fitrah seksualitas masing-masing sehingga berperan sesuai tugas? Atau sebenarnya masih banyak yang harus dipelajari dan dibenahi?

Oleh karena itu di awal tantangan ini, selama 3 hari ke depan kami berencana kembali belajar tentang fitrah sebagai suami istri maupun sebagai ayah dan bunda. Harapannya dari kefahaman tersebut akan membawa dampak pada pelaksanaan peran yang tepat. 




 

Senin, 15 November 2021

Aliran Rasa Zona 5 Bunda Sayang

20.51 0 Comments

 


Alhamdulillah, 12 hari telah terlewati di tantangan zona 5 Bunda Sayang ini. Dari zona ini saya banyak belajar bahwa budaya literasi itu sangatlah penting. Ketika setiap hari kita  "terbiasa" untuk membaca, maka kegiatan tersebut otomatis akan menjadi kebutuhan bahkan candu. Ada yang kurang ketika  tidak melakukannya.

Begitu pula yang saya rasakan pada diri anak-anak. Kami memang mengikhtiarkan untuk setiap hari ada buku yang dibacakan. Ketika belum ada buku yang dibaca maka mereka akan menagih untuk dibacakan buku. Walaupun terkadang buku yang dibaca pun sama dengan hari kemarin.

InsyaAllah dari membaca banyak pengetahuan yang didapatkan. Bahkan ketika kita hanya menemani aktivitas anak-anak ketika membaca, justru kitalah yang sebenarnya banyak belajar. Banyak hal yang sesungguhnya belum diketahui. 

Semoga kami dapat senatntiasa istiqomah membudayakan literasi dalam keluarga. 


#refleksipetualangan

#tantanganzona5

#bundasayangbatch7

#institutibuprofesional

#semestakaryauntukIndonesia