Sesuai dengan fitrah, maka manusia dilahirkan
dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin ini yang nantinya
akan berkembang menjadi peran seksualitasnya. Fitrah itu merupakan pembawa
kebaikan (innate goodness). Pandangan
ini terlihat sederhana tetapi menentukan cara kita berpikir dan bertindak.
Seseorang yang terlahir sebagai perempuan maka fitrah tersebut akan berkembang
menjadi fitrah keperempuanan dan kebundaan. Sementara untuk laki-laki akan
berkembang menjadi fitrah kelelakian dan keayahan.
Seperti apakah kedua fitrah tersebut? Maka di
hari kedua ini saya akan banyak mencoba mengupas tentang fitrah
laki-laki(suami) dan fitrah wanita (istri). Dalam Al Qur’an surat Al Imron: 36
disebutkan: “... dan laki-laki tidak sama dengan perempuan…”. Perbedaan
tersebut terdapat pada berbagai aspek. Berikut ini adalah perbedaan ditinjau
dari cara kerja otak.
Aspek |
Laki-laki |
Perempuan |
Menghadapi masalah |
Berterus terang |
Tidak berterus terang |
Kapasitas kata |
7000 kata |
20.000 kata |
Kotak Mata |
Dengan kontak mata |
Kurang menyukai kontak mata |
Cara menyimak |
Ekpresi datar |
Berubah-ubah |
Curhat |
Hanya ingin disimak |
Menawarkan solusi |
Emosi |
Mempengaruhi belahan otak kanan |
Mempengaruhi kedua belahan otak |
Sumber: Webinar dr. Aisah
Dahlan
Beberapa
poin di atas hanya beberapa contoh saja dari perbedaan anatara laki-laki dan
perempuan. Semua perbedaan itu jika tidak bisa disikapi dengan baik, maka bisa
menyebabkan masalah. Jadi akar dari masalah yang terjadi dalam rumah tangga itu
bisa jadi berawal dari ketidakfahaman masing-masing pihak akan fitrah laki-laki
maupun perempuan.
Kemudian
perbedaan juga terkait pada peranan suami dan istri dalam rumah tangga.
Suami |
Istri |
Penanggungjawab pendidikan |
Pelaksana harian pendidikan |
Man of vision and mission |
Person of love and sincerity |
Sang ego dan individualitas |
Sang harmoni dan sinergi |
Pembangun system berpikir |
Pemilik moralitas dan nurani |
Supplier maskulinitas |
Supplier feminitas |
Penegak profesionalisme |
Pembangun hati dan rasa |
Konsultan pendidikan |
Berbasis pengorbanan |
The person of “tega” |
Sang”pembasuh luka” |
Sumber:
Buku Fitrah Based Education
Perbedaan
peran tersebut hendaknya disadari dan dipahami oleh kedua belah pihak, sehingga
masing-masing tahu akan tugas dan tanggungjawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar