Senin, 29 November 2021
Minggu, 28 November 2021
Salah satu peran yang juga menjadi tanggung jawab utama bagi seorang ayah adalah mendidik agama bagi anak-anaknya. Dalam menjalankan tugas ini, seorang ayah hendaklah hadir dalam pengasuhan bersama dengan ibu. Kehadiran kedua figur ini menjadi kunci keberhasilan sebuah pengasuhan. Bagaimana ayah menjalankan perannya sebagai pendidik agama?
#harike-5
#tantanganzona6
#pendidikanseksualitas
#tantangan12harikalender
#bundasayangbatch7
#institutibuprofesional
#semestakaryauntukIndonesia
Sabtu, 27 November 2021
Di hari ketiga ini kami lebih banyak berdiskusi tentang apa yang telah dipelajari dua hari sebelumnya. Memang banyak dari fitrah kami berdua yang belum tumbuh. Dan banyak juga ilmu tentang pasangan yang belum kami ketahui. Insya Allah tantangan di zona ini menjadi awal dimana kami kembali belajar tentang fitrah seksualitas dan bagaimana menumbuhkan fitrah seksualitas tersebut dalam diri anak-anak.
Jumat, 26 November 2021
Usia |
Aktivitas |
0-2 tahun, 2-6 |
Menguatkan kelekatan
melalui: · Usia 0-2 tahun anak didekatkan
kepada ibunya karena ada menyusui · Usia 3-6 tahun didekatkan kepada
ayah dan ibunya · Usia 3 tahun identitas harus jelas
bagaimana bersikap , berbicara, merasa sesuai seksualitasnya. Dimulai dari
hal yang paling sederhana dari pakaian, toileting, dsb.
Indikator: Usia 3 tahun identitas harus
jelas. Kelekatan terbangun kuat, bukan hanya bonding. |
7-10 tahun |
Membangkitkan
kesadaran fitrah seksualitas dalam peran kelelakian dan peran keperempuanan
lewat kelekatan dan peran social dengan cara: · Anak lelaki didekatkan ke ayah
agar peran social seorang lelaki dan seorang ayah dari ayahnya. · Anak perempuan didekatkan ke
ibuagar memahami peran social perempuan dan seorang ibu dari ibunya.
Indikator: Ayah jadi figure idola anak
lelaki. Ibu jadi figure idola anak perempuan. Kelekatan dan cinta terbangun
semakin kuat. |
10-14 tahun |
Mewujudkan peran
seksualitasnya secara bertanggungjawab dalam peran keibuan dan keayahan melalui
kelekatan dengan cara : · Anak perempuan didekatkan ke ayah
dan anak laki-laki didekatkan ke ibu agar menjadi rujukan pertama tentang
lawan jenisnya. · Kamar dipisah
Indikator: ayah jadi figure idola abak
perempuan. Ibu jadi figure idola anak laki-laki. Menghayati peran seksualitas
masing-masing. |
≥ 15 tahun |
Aklhak/adab pada
keluarga dan keturunan Personal yang dewasa
dengan peran keayahan /peran keibuan yang kokoh
Indikator: Mampu
menjadi ayah sejati dan ibu sejati dengan kemampuan mendidik yang baik. |
Sumber: Buku Fitrah Based Education (Harry Santosa, 2018: 264)
Kamis, 25 November 2021
Sesuai dengan fitrah, maka manusia dilahirkan
dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin ini yang nantinya
akan berkembang menjadi peran seksualitasnya. Fitrah itu merupakan pembawa
kebaikan (innate goodness). Pandangan
ini terlihat sederhana tetapi menentukan cara kita berpikir dan bertindak.
Seseorang yang terlahir sebagai perempuan maka fitrah tersebut akan berkembang
menjadi fitrah keperempuanan dan kebundaan. Sementara untuk laki-laki akan
berkembang menjadi fitrah kelelakian dan keayahan.
Seperti apakah kedua fitrah tersebut? Maka di
hari kedua ini saya akan banyak mencoba mengupas tentang fitrah
laki-laki(suami) dan fitrah wanita (istri). Dalam Al Qur’an surat Al Imron: 36
disebutkan: “... dan laki-laki tidak sama dengan perempuan…”. Perbedaan
tersebut terdapat pada berbagai aspek. Berikut ini adalah perbedaan ditinjau
dari cara kerja otak.
Aspek |
Laki-laki |
Perempuan |
Menghadapi masalah |
Berterus terang |
Tidak berterus terang |
Kapasitas kata |
7000 kata |
20.000 kata |
Kotak Mata |
Dengan kontak mata |
Kurang menyukai kontak mata |
Cara menyimak |
Ekpresi datar |
Berubah-ubah |
Curhat |
Hanya ingin disimak |
Menawarkan solusi |
Emosi |
Mempengaruhi belahan otak kanan |
Mempengaruhi kedua belahan otak |
Sumber: Webinar dr. Aisah
Dahlan
Beberapa
poin di atas hanya beberapa contoh saja dari perbedaan anatara laki-laki dan
perempuan. Semua perbedaan itu jika tidak bisa disikapi dengan baik, maka bisa
menyebabkan masalah. Jadi akar dari masalah yang terjadi dalam rumah tangga itu
bisa jadi berawal dari ketidakfahaman masing-masing pihak akan fitrah laki-laki
maupun perempuan.
Kemudian
perbedaan juga terkait pada peranan suami dan istri dalam rumah tangga.
Suami |
Istri |
Penanggungjawab pendidikan |
Pelaksana harian pendidikan |
Man of vision and mission |
Person of love and sincerity |
Sang ego dan individualitas |
Sang harmoni dan sinergi |
Pembangun system berpikir |
Pemilik moralitas dan nurani |
Supplier maskulinitas |
Supplier feminitas |
Penegak profesionalisme |
Pembangun hati dan rasa |
Konsultan pendidikan |
Berbasis pengorbanan |
The person of “tega” |
Sang”pembasuh luka” |
Sumber:
Buku Fitrah Based Education
Perbedaan
peran tersebut hendaknya disadari dan dipahami oleh kedua belah pihak, sehingga
masing-masing tahu akan tugas dan tanggungjawabnya.
Rabu, 24 November 2021
Senin, 15 November 2021
Alhamdulillah, 12 hari telah terlewati di tantangan zona 5 Bunda Sayang ini. Dari zona ini saya banyak belajar bahwa budaya literasi itu sangatlah penting. Ketika setiap hari kita "terbiasa" untuk membaca, maka kegiatan tersebut otomatis akan menjadi kebutuhan bahkan candu. Ada yang kurang ketika tidak melakukannya.
Begitu pula yang saya rasakan pada diri anak-anak. Kami memang mengikhtiarkan untuk setiap hari ada buku yang dibacakan. Ketika belum ada buku yang dibaca maka mereka akan menagih untuk dibacakan buku. Walaupun terkadang buku yang dibaca pun sama dengan hari kemarin.
InsyaAllah dari membaca banyak pengetahuan yang didapatkan. Bahkan ketika kita hanya menemani aktivitas anak-anak ketika membaca, justru kitalah yang sebenarnya banyak belajar. Banyak hal yang sesungguhnya belum diketahui.
Semoga kami dapat senatntiasa istiqomah membudayakan literasi dalam keluarga.