Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Rabu, 13 Oktober 2021

Perjalanan Menemukan Bintang Tantangan Zona 4 Bunda Sayang

 



Kita semua adalah bintang. Sungguh merupakan kalimat yang selalu mengingatkan kita bahwa tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia. Semua diciptakan oleh-Nya dengan sangat sempurna. Hanya saja terkadang kita memandang dengan kacamata manusia yang dipenuhi dengan nafsu dunia. Semua ingin tampak sempurna menurut mata kita. Namun tak pernah menghiraukan apa yang diselipkan dalam setiap firman-Nya. Akhirnya kita manusia terkubur dalam lautan nista. Memandang bahwa semua tak berjalan sempurna. Semua sia-sia adanya. Padahal itu semua adalah pandangan yang ditutupi nafsu dunia. 

Pernahkah kita mencoba memperbaiki cara pandang terhadap suatu hal. Jika sesuatu terlihat buruk di mata kita, bisa jadi kaca mata yang selama ini kita pakai tak pernah dibersihkan. Sehingga semua yang ada di hadapan tampak buruk adanya. Dan tahukah kacamata itu apa? Kacamata itu adalah hati kita. Hati adalah tempat dimana kita menakar sesuatu itu baik atau buruk. Jika kita rajin membersihkan, maka apapun yang dilihat, didengar maupun dirasa akan terasa lebih nyaman. Karena dengan bersihnya hati, logika akan lebih bijak dalam bersikap. Siapkah hati ini memulai perjalanan itu? 

Perjalanan yang cukup panjang dalam menemukan bintang ini berawal dari mengurai profil "sang bintang". Siapakah bintang dalam hati ibu? 









Bintang itu adalah anak pertama ibu. Sematan yang ibu ambil merupakan hasil perenungan lama dari semua kisah yang pernah dilalui bersama. Seperti apakah bintang ibu itu?



















Jujur saya katakan bahwa ketika menuliskan setiap kalimat tersebut, saya seperti dibawa kembali mengingat setiap momen bersama mbak Azhwa. Saat pertama dia lahir ke dunia, saat berceloteh riang tanpa henti, saat bermain dan bercanda bersama bahkan ada kalanya saat ibu tak bisa menahan diri untuk memarahinya. Sungguh campur aduk terasa. dan tak sadar hingga air mata pun menetes. Apalagi ketika menuliskan kalimat yang sering dia ulang setiap hari, "Aku ingin masuk surga bersama ibu." Sungguh diri ini terkadang merasa jauh dari sempuna karena masih sering khilaf dan belum bersungguh-sungguh mendidiknya. Tangis pun pecah karena mengingat betapa ikhlas lisan kecil itu berucap, "Aku ingin masuk surga bersama ibu." Ya Allah berilah hamba kekuatan dan kemudahan dalam merawat fitrahnya dan mengantarkannya menuju peran peradaban sebagai khalifah di bumimu ini. 



Semua itu berawal dari proses penemuan bintang...











#harike-1

#tantanganzona4

#kitasemuaadalahbintang

#tantangan12harikalender

#bundasayangbatch7

#insititutibuprofesional

#semestakaryauntukIndonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar