Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Jumat, 20 Oktober 2017

Imitasi untuk Kreasi

Meniru atau imitasi merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh anak-anak. Segala sesuatu di sekitar mereka dapat menjadi bahan untuk makanan otak. Makanan tersebut selanjutnya akan diproses di dalam otak yang akhirnya akan menjadi awal kebiasaan anak-anak. Kegiatan bermain merupakan salah satu  pembentuk kebiasaan.Dengan bermain, banyak hal yang akan dipelajari oleh anak. Ketika kita perhatikan, anak-anak sering bermain memerankan diri sebagai satu sosok. Sosok tersebut mereka tiru dari pengamatan mereka pada karakter yang mereka temui sehari-hari. Selain meniru, anak-anak juga sering menganggap mainan tersebut sebagai karakter hidup. Seringkali kita menemui anak-anak mengajak mainannya untuk “ngobrol” atau melakukan sesuatu kegiatan.
Anak-anak sering meniru karakter dari mainannya dan juga mengajak berdialog dengan mainan tersebut.  Kegiatan bermain seperti ini disebut sebagai permainan ‘ilusi’. Artinya, anak memberikan peran tertentu pada benda atau ia sendiri melakukan peran tersebut. Ia berkhayal bahwa kursi adalah kereta, sapu adalah kuda, tongkat adalah pedang, dan ia sendiri menjadi kapten, dokter, ibu atau yang lainnya. Melalui permainan ilusi ini, di samping anak dapat mengembangkan kemampuan sosial dan bahasa ia juga dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi. Dalam deklarasi hak-hak anak yang ditetapkan PBB tahun 1959 menyatakan bahwa seseorang perlu diberi kesempatan untuk berkhayal (menggunakan daya imajinasinya), karena bermain dan berkhayal adalah kebutuhan inheren (bagian dari diri) dari anak. Melalui bermain dan berkhayal, kreativitas anak dapat dipupuk.
Kemampuan ini nantinya akan berimbas pada sosialisasi anak di tengah teman-temannya ataupun masyarakat di sekitarnya. Anak yang sering mengajak mainannya beraktivitas ataupun mengobrol cenderung akan lebih siap ketika di bangku sekolah diminta untuk tampil berbicara ataupun bercerita. Dia juga akan disukai teman-teman karena kenampuannya menarik perhatian dengan bercerita.

Nafisah Al Akhfiya’

20/10/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar