Seorang ibu yang belajar dan berproses untuk merawat dan menumbuhkan fitrah keluarga

Rabu, 31 Agustus 2016

Class Pot

12.17 0 Comments
"Class pot" adalah salah satu istilah yang pernah muncul dalam pelatihan ESD (Educational for Sustainable Development). Istilah tersebut di sematkan pada sebuah program sekolah yang membimbing siswanya untuk memelihara satu tanaman di dalam kelas. Setiap siswa berkewajiban merawat tanaman tersebut. Tanaman tersebut tidak hanya sebagai pajangan saja, akan tetapi juga digunakan sebagai media belajar. Dimulai dari proses memilih tanaman, mempersiapkan media untuk menanam dan yang paling menarik bagi anak-anak adalah proses menanamnya. Konon ceritanya, anak-anak sangat antusias mengikuti setiap detail prosesnya. Dalam melaksanakan proses tersebut, anak-anak diminta untuk mendokumentasikan. Dokumentasi tersebut ada yang berupa gambar, tulisan, tabel atau sekedar catatan kecil di samping tanaman masing-masing. Dan kalau semua dirangkum, proses tersebut sudah memuat materi beberapa pelajaran lho. Asik kan belajar nya. Bahkan, anak-anak merasa tidak sedang belajar,mereka sedang menanam dan merawat satu tanamannya di dalam kelas.

Tidak berhenti di situ, proses perawatan yang dilakukan setiap hari pun menjadi keceriaan tersendiri bagi mereka. Antri dalam mengambil air, menakar air yang diberikan, waktu pemberian air, membersihkan daun yang kering dan aktivitas lain. Yuhuy, bu guru tinggal mengingatkan saja ketika ada yang kurang pas. Penanaman karakter pun ada di sini. Budaya antri, menghargai, sabar, telaten, tekun dan masih banyak lagi.

Belajar tak hanya berhenti pada lembar-lembar buku yang penuh tulisan kam. Belajar bisa dari mana saja. Dari ciptaan-Nya pun kita bisa belajar banyak hal. Dan yang jelas, lebih enak mengajarkan anak akan kesyukuran atas nikmat-Nya.

Mana "class pot" mu teman?????

Alam Menunggu Gerak Kita

12.12 0 Comments
Saat ini kita mengalami perubahan musim yang tidak menentu di berbagai daerah. Musim kemarau yang berkepanjangan di berbagai wilayah telah memicu dampak yang sangat fatal. Sebagai contoh adalah kekeringan yang dialami di sebagian besar wilayah, kebakaran hutan di daerah perkebunan besar, menyebar nya berbagai penyakit pancaroba, serta dampak tak langsung lain dari adanya kekeringan yang berkepanjangan. Dampak tak langsung tersebut seperti hasil panen yang menurun karena kurangnya suplai air untuk kegiatan pertanian maupun perkebunan. Berkurang nya hasil panen menyebabkan pasokan bahan makanan di beberapa daerah pun berkurang.

Efek domino dari musim kering ini tentu saja menjadi satu perhatian penting. Dampak yang menyertai akan senantiasa bertambah jika tidak segera di carikan jalan keluar yang tepat. Menurut Einstein "problem lingkungan serius yang kita hadapi sekarang tidak dapat dipecahkan dengan cara berpikir yang sama saat kita membuat permasalahan". Memang sudah bukan waktunya untuk saling tanya atau tegur tentang siapa yang salah. Yang harus dilakukan saat ini adalah pencarian solusi bersama atas masalah yang sedang dihadapi. Kalau bukan kita yang bergerak, siapa lagi ?